Kamis, 18 Juni 2015

docking (pemotongan ekor) pada ternak ruminansia

DOCKING PADA TERNAK RUMINANSIA
  



KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa , karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah tentang docking (pemotongan ekor) pada ternak ruminansia.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.













PENYUSUN



BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Docking adalah pemotongan bagian ekor ternak sebagai bagian dari manajemen pemeliharaan terutama untuk mempertahankan kebersihan dan mencegah timbunan kotoran pada bagian ekor yang akan mengundang lalat dan parasit (Rosyidi, 1998). Disamping itu docking  dapat memperbaiki mutu karkas serta meningkatkan laju pertumbuhan dan konversi pakan (Charles,1983).Ternak yang di docking memiliki simpanan lemak dan kualitas daging yang lebih baik dari pada ternak yang dipotong ekornya. Pemotongan ekor(docking)merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas daging pada ternak. Docking atau pemotongan ekor bertujuan untuk kesehatan, produksi dan manajemen pencukuran wol serta manajemen penanganan karkas.
  1. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara mengatasi kotoran yang menempel pada ekor sapi?
2.      Bagaimana cara meningkatkan performa pada peternakan sapi?
3.      Bagaimana cara mempermudah penanganan dalam pemeliharaan sapi perah?

  1. Tujuan
1.      Untuk mengetahui teknik docking pada sapi perah.
2.      Untuk mengetahui kegunaan docking
  1. Manfaat
1.      Mengurangi berbagai masalah
2.      Membuat perkawinan lebih mudah




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.      Pengertian Pemotongan Ekor Domba (Docking) 

Pemotongan ekor domba atau disebut docking dalam istilah peternakan budidaya domba adalah proses pemisahan ekor dari domba dengan cara di potong secara langsung menggunakan alat berupa electric docker ataupun bertahap dengan cara dijepit menggunakan karet elastrator. Docking meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan domba. Perlakuan ini mencegah kotoran terakumulasi pada ekor dan bagian belakangnya hewan.Penelitian telah menunjukkan bahwa pemotongan ekor dapat mengurangi serangan lalat (belatung wol), sedangkan pemotongan ekor tidak memiliki efek sakit ataupun kematian pada domba atau produksi. Tidak banyak  peternak domba di Indonesia ingin melakukan docking pada dombanya.
Docking membuatnya lebih mudah untuk mengamati ambing domba betina dan mendeteksi potensi masalah. Beberapa pasar (pembeli domba) mendiskriminasikan pemotongan ekor domba, karena pemotongan ekor domba akan membutuhkan tenaga kerja tambahan selama pemrosesan. Di sisi lain, etnis pembeli domba biasanya lebih memilih domba yang tidak dipotong ekornya terlebih untuk musim Idhul Adha, domba cacat sering tidak disukai untuk kegiatan tersebut. Seekor domba bercacat adalah domba yang sudah dipotong ekornya, dikebiri, atau memiliki tanduk yang dihilangkan.

2.      Metode pemotongan ekor (Ark Animal Care)

a.      Elastrator 

Karet elastrator (karet kecil ketat) pada ekor. Karet ini mengkonstriksi suplai darah ke ekor setelah karet dipasangkan makaekor akan mengerut dan rontok dalam 10-14 hari tergantung padaukuran domba. Metode ini membutuhkan tenaga kerja yang rendah. Dengan kondisi cuaca kering, ini adalah metode yang memiliki tingkat kemungkinan untuk  mengakibatkan infeksi. Kerugian utamanya adalah meningkatnya risiko tetanus dan serangan lalat karena lama dari waktu ekor untuk mati/terputus dari domba.






b.      Emasculator / Burdizzo

Kedua alat ini menghancurkan ekor di lokasiyang diinginkan. Emasculator juga akan memotong bagian ekor yang tersisa, sedangkan penggunaan Burdizzo akan membutuhkan pisauyang tajam atau pisau bedah persis di tempat pemotongan ekor. Keuntungan dari metode ini adalah dilakukan dengan cepat dan ekor pun terputus. Namun, kelemahan meningkatnya pendarahan, kebutuhan peralatan yang lebih mahal, dan di butuhkannya keterampilan tenaga kerja.


c.       Electric Docker 

Docker dipanaskan oleh listrik, propane, alat ini memotongekor dengan menggunakan pemanas. Jika digunakan dengan benar, alattersebut akan membakar pembuluh darah dan syaraf pada ekor sehingga mencegah perdarahan. Oleh karena itu ada sedikit kesempatan untuk kehilangan darah dan infeksi. Namun, jika besi yang menempel terlalu lama atau terlalu pendek jangka waktunya, akan memungkinkan untuk timbulnya infeksi. Luka dari docking panas mungkin memakan waktu lebih lama untuk menyembuhkannya dibandingkan dengan docking dengan karet elastrator. Pemotongan ekor domba memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah menjaga kesehatan domba dengan menghindari bertumpuknya kotoran pada bagian ekor dan bagian belakang domba sehingga mampu untuk meminimalisir hingga punya lalat sebagai vector penyakit pada bagian tersebut, disisilain pemotongan ekor domba juga memiliki kekurangan diantaranya adalah kemungkinan terjadinya infeksi setelah proses docking, faktor yang sering terjadi dilapangan adalah kurangnya tenaga ahli yang memiliki keterampilan dalam memotong ekor domba, kurangnya pengontrolan setelah proses docking, serta pemotongan ekor yang dilakukan terlalu pendek akan menyebabkan prolapse padarektum. Proses docking dilakukan tehadap domba yang baru berumur  2-3 hari, dengan ketentuan pemotongan ekor pada sendi ketiga dari pangkal ekor atau 1 ½inchi dari tubuh domba. (Ark Animal Care). Proses pemotongan ekor yang terjadi dilapang pada saat praktikum adalahsebagai berikut:






1.      Setiap kelompok praktikum, pada setiap kelas diberikan kesempatan untukmemotong ekor pada satu ekor domba saja.
2.      Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah betadine, stabilizer, papan pembatas, tempat handling domba, dan electric docker.
3.      Salah satu anggota dari praktikum kami yang akan melakukan pemotongan menggunakan electric docker dan beberrapa diantaranya membantu untuk menghandling domba yang sudah diletakkan di tempat handling.
4.      Jika panas pada alat sudah dirasakan cukup maka ekor domba dibatasi dengan pembatas yang terbuat dari papan kayu dan kemudian dilakukan pemotongan ekor hingga terputus.
5.      Pemberian betadine setelah pemotongan bertujuan untuk membantu proses pengeringan pada sisa luka pemotongan.

Jika dibandingkan dengan literatuur yang ada, bahwa proses pemotongan yang dilakukan dilapangan saat praktikum sesuai dengan jenis pemotongan nomor 3, atau menggunakan alat electric docker.

BAB III
PEMBAHASAN
A.      Metode dan cara kerja
-          Alat dan Bahan
1.      Iodine
2.      Gunting atau pisau
3.      emasculator
4.      karet elistator  
5.      electric dockker

Pemotongan Ekor atau docking adalah pemotongan bagian ekor ternak sebagai bagian dari manajemen pemeliharaan terutama untuk mempertahankan kebersihan dan mencegah timbunan kotoran pada bagian ekor yang akan mengundang lalat dan parasit (Rosyidi, 1998). Disamping itu dociking dapat memperbaiki mutu karkas serta meningkatkan laju pertumbuhan dan konversi pakan (Charles, 1983), serta lemak yang didocking memiliki simpanan lemak dan kualitas daging yang lebih baik dari pada domba yang tidak dipotong ekornya. Pemotongan ekor (docking) merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas daging domba dan diharapkan dapat memperbaiki distribusi lemak yang semula terkumpul pada ekor.
          Pemotongan ekor domba yang dilakukan di dalam praktikum menggunakan tang burdizo, mekanisme nya dengan menghandling ternak terlebih dahulu di tempat yang telah disediakan. Kemudian electric dokker yang telah dipanaskan pada suhu 6000c langsung digunakan untuk memotong ekor domba. Usahakan pada saat memotong domba semua bagian yang akan dipotong, yaitu pada ruas 3 dan 4 sudah dihilangkan bulunya hal ini bertujuan agar bulu domba tidak terbakar sewaktu dilakukannya docking. Setelah electric dokker ditempelkan di ekor domba diam kan beberapa saat sampai bagian ekor domba benar-benar putus dan mengering. Setelah itu olesi ekor yang telah dipotong tadi menggunakan iodine agar hasildocking tadi tidak terinfeksi. Selanjutnya lepaskan domba dan beri makan setelah dilakukannya proses docking.
Docking ekor mutilasi dan menyebabkan luka pada hewan. Umumnya, hal ini dilakukan pada hewan dibius. Dalam satu sampai betis berusia dua hari, tourniquet dapat diterapkan untuk ekor sebelum mengamputasi dengan gunting. Dalam beberapa kasus, gunting dipanaskan digunakan untuk membakar tunggul bersamaan dengan pemotongan. Dalam sapi berusia 6-8 minggu, sebuah Emasculator (digunakan dalam menghancurkan testis selama pengebirian anak sapi jantan) digunakan untuk menghancurkan ekor, dan kemudian ekor dapat memotong di bawah area hancur. Dalam sapi dan ternak tumbuh, docking ekor biasanya melibatkan menerapkan cincin karet ketat di sekitar ekor. Cincin karet mengurangi oksigen ke ekor bawah ring. Ekor nekrotik bawah cincin karet dapat diamputasi dengan gunting pemangkasan atau mungkin dibiarkan jatuh. Selain nyeri akut yang ditimbulkan pada saat docking, ada potensi untuk nyeri kronis akibat neuroma (tumor terdiri dari jaringan saraf yang membentuk di situs cedera) formasi di tunggul berlabuh. Demikian pula, diamputasi manusia telah dijelaskan nyeri, gatal, atau ketidaknyamanan pada tungkai mereka tidak lagi memiliki; kondisi disebut sebagai “tungkai hantu.”
Meskipun telah diasumsikan bahwa ekor kotor dapat mencemari ambing, meningkatkan kejadian mastitis (penyakit yang menyakitkan ambing) dan mengurangi kemurnian susu, penelitian menunjukkan bahwa area tubuh di mana sapi menjadi kotor dengan kotoran tidak erat sesuai dengan daerah mencapai oleh ekor utuh.
Ekor merupakan alat penting untuk melindungi sapi dari lalat. Penelitian menunjukkan bahwa merapat sapi menghabiskan jauh lebih banyak waktu daripada sapi utuh dalam perilaku menghindari lalat dan ketidakmampuan yang hasil lalat memukul dalam jumlah lalat yang lebih besar pada merapat dibandingkan sapi utuh. Sapi berlabuh berdiri lebih dari sapi utuh sebagai nomor fly meningkat, mungkin menunjukkan bahwa sapi berlabuh tidak nyaman, seperti sapi cenderung untuk berdiri ketika mereka tidak nyaman karena sapi memiliki kebutuhan biologis untuk berbaring 9-14 jam setiap hari untuk memikirkan secara efisien dan memproduksi susu. Terbang perilaku penghindaran dapat mengganggu perenungan dan susu produksi. Perilaku menghindar Fly juga mengganggu merumput. Penelitian lebih lanjut telah menunjukkan bahwa sapi menggunakan ekor postur dalam sinyal sapi lainnya. Tanpa ekor, sapi dirampas metode komunikasi.
Sapi bergantung pada wakaf yang telah diberikan alam untuk kelangsungan hidup dan untuk kesejahteraan. Kami memiliki pilihan yang mereka tidak memiliki ketika datang untuk merancang sistem perumahan dan menyesuaikan praktik peternakan. Pilihan kita harus merangkul kedua integritas dan kesejahteraan hewan-hewan ini. Docking ekor bukan praktik universal dalam industri susu Amerika Utara namun, dan beberapa peternak sapi perah tidak pernah berpikir untuk docking ekor sapi mereka. Bagi mereka, ekor merupakan bagian tak terpisahkan dari anatomi sapi baik secara praktis dan estetis.



BAB IV
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
Docking adalah manajemen pemotongan ekor pada hewan, dilakukan dengan berbagai metode, yaitu dengan menggunakan Karet elastrator, Pisau/gunting, Electric docker dan Emasculator / Burdizzo.
Salah satu Keuntungan docking yaitu mengurangi lalat yang hinggap pada sapi, karena kotoran atau urine tidak menempel lagi di bagian pangkal ekor.

















Daftar pustaka



Tidak ada komentar:

Posting Komentar