DOCKING PADA TERNAK RUMINANSIA
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa , karena berkat rahmat-Nya kami bisa
menyelesaikan makalah tentang docking (pemotongan ekor) pada ternak ruminansia.
Kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini
memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan
dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
PENYUSUN
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Docking adalah pemotongan bagian ekor ternak sebagai bagian dari manajemen
pemeliharaan terutama untuk mempertahankan kebersihan dan mencegah timbunan
kotoran pada bagian ekor yang akan mengundang lalat dan parasit (Rosyidi,
1998). Disamping itu docking dapat memperbaiki
mutu karkas serta meningkatkan laju pertumbuhan dan konversi pakan
(Charles,1983).Ternak yang di docking memiliki
simpanan lemak dan kualitas daging yang lebih baik dari pada ternak yang dipotong ekornya. Pemotongan ekor(docking)merupakan salah satu cara
untuk meningkatkan kualitas daging pada
ternak. Docking atau
pemotongan ekor bertujuan untuk kesehatan, produksi dan manajemen pencukuran
wol serta manajemen penanganan karkas.
- Rumusan
Masalah
1. Bagaimana cara
mengatasi kotoran yang menempel pada ekor sapi?
2. Bagaimana cara
meningkatkan performa pada peternakan sapi?
3. Bagaimana cara
mempermudah penanganan dalam pemeliharaan sapi perah?
- Tujuan
1. Untuk mengetahui
teknik docking pada sapi perah.
2. Untuk mengetahui
kegunaan docking
- Manfaat
1. Mengurangi berbagai
masalah
2. Membuat perkawinan
lebih mudah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Pemotongan Ekor Domba (Docking)
Pemotongan ekor domba atau
disebut docking dalam
istilah peternakan budidaya domba adalah proses pemisahan ekor dari
domba dengan cara di potong secara langsung menggunakan alat berupa electric docker ataupun bertahap
dengan cara dijepit menggunakan karet elastrator.
Docking meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan domba. Perlakuan ini mencegah kotoran terakumulasi
pada ekor dan bagian belakangnya hewan.Penelitian telah menunjukkan bahwa
pemotongan ekor dapat mengurangi serangan
lalat (belatung wol), sedangkan pemotongan ekor tidak memiliki efek sakit ataupun
kematian pada domba atau produksi. Tidak banyak peternak domba di Indonesia ingin melakukan
docking pada dombanya.
Docking membuatnya lebih mudah
untuk mengamati ambing domba betina dan mendeteksi potensi masalah. Beberapa
pasar (pembeli domba) mendiskriminasikan pemotongan ekor domba, karena
pemotongan ekor domba akan membutuhkan tenaga kerja tambahan selama pemrosesan.
Di sisi lain, etnis pembeli domba biasanya lebih memilih domba yang tidak dipotong ekornya terlebih
untuk musim Idhul Adha, domba cacat sering tidak disukai untuk kegiatan
tersebut. Seekor domba bercacat adalah domba yang sudah dipotong ekornya,
dikebiri, atau memiliki tanduk yang dihilangkan.
2.
Metode pemotongan ekor
(Ark Animal Care)
a. Elastrator
Karet elastrator (karet kecil
ketat) pada ekor. Karet ini mengkonstriksi
suplai darah ke ekor setelah karet dipasangkan makaekor akan mengerut dan rontok
dalam 10-14 hari tergantung padaukuran domba. Metode ini membutuhkan tenaga
kerja yang rendah. Dengan kondisi cuaca kering, ini adalah metode yang memiliki
tingkat kemungkinan untuk mengakibatkan infeksi. Kerugian utamanya
adalah meningkatnya risiko tetanus dan serangan lalat karena lama dari waktu
ekor untuk mati/terputus dari domba.
b. Emasculator / Burdizzo
Kedua alat ini menghancurkan
ekor di lokasiyang diinginkan. Emasculator juga akan memotong bagian ekor yang tersisa,
sedangkan penggunaan Burdizzo akan membutuhkan pisauyang tajam atau pisau bedah
persis di tempat pemotongan ekor. Keuntungan dari metode ini adalah dilakukan
dengan cepat dan ekor pun terputus. Namun, kelemahan meningkatnya pendarahan, kebutuhan
peralatan yang lebih mahal, dan di butuhkannya keterampilan tenaga kerja.
c. Electric Docker
Docker dipanaskan oleh listrik,
propane, alat ini memotongekor dengan menggunakan pemanas. Jika digunakan
dengan benar, alattersebut akan membakar pembuluh darah dan syaraf pada ekor sehingga
mencegah perdarahan. Oleh karena itu ada sedikit kesempatan untuk kehilangan
darah dan infeksi. Namun, jika besi yang menempel terlalu lama atau
terlalu pendek jangka waktunya, akan memungkinkan untuk timbulnya infeksi. Luka
dari docking panas mungkin memakan waktu lebih lama untuk menyembuhkannya
dibandingkan dengan docking dengan karet elastrator. Pemotongan ekor domba memiliki
beberapa kelebihan diantaranya adalah menjaga kesehatan domba dengan
menghindari bertumpuknya kotoran pada bagian ekor dan bagian belakang domba sehingga
mampu untuk meminimalisir hingga punya lalat sebagai vector penyakit pada bagian
tersebut, disisilain pemotongan ekor domba juga memiliki kekurangan diantaranya
adalah kemungkinan terjadinya infeksi setelah proses docking, faktor yang
sering terjadi dilapangan adalah kurangnya tenaga ahli yang memiliki
keterampilan dalam memotong ekor domba, kurangnya pengontrolan setelah proses
docking, serta pemotongan ekor yang dilakukan terlalu pendek akan menyebabkan
prolapse padarektum. Proses docking dilakukan tehadap domba yang baru berumur 2-3 hari, dengan ketentuan pemotongan ekor
pada sendi ketiga dari pangkal ekor atau 1 ½inchi dari tubuh domba. (Ark Animal
Care). Proses pemotongan ekor yang terjadi dilapang pada saat praktikum
adalahsebagai berikut:
1. Setiap kelompok praktikum, pada setiap kelas diberikan kesempatan untukmemotong ekor pada satu ekor domba saja.
2.
Peralatan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah betadine, stabilizer, papan pembatas, tempat handling
domba, dan electric docker.
3.
Salah satu anggota dari
praktikum kami yang akan melakukan pemotongan menggunakan electric docker dan
beberrapa diantaranya membantu untuk menghandling domba yang sudah diletakkan
di tempat handling.
4.
Jika panas pada alat sudah
dirasakan cukup maka ekor domba dibatasi dengan pembatas yang terbuat dari
papan kayu dan kemudian dilakukan pemotongan ekor hingga terputus.
5.
Pemberian betadine setelah
pemotongan bertujuan untuk membantu proses pengeringan pada sisa luka
pemotongan.
Jika
dibandingkan dengan literatuur yang ada, bahwa proses pemotongan yang dilakukan
dilapangan saat praktikum sesuai dengan jenis pemotongan nomor 3, atau
menggunakan alat electric docker.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Metode
dan cara kerja
-
Alat dan Bahan
1.
Iodine
2.
Gunting atau pisau
3.
emasculator
4.
karet elistator
5.
electric dockker
Pemotongan Ekor
atau docking adalah pemotongan bagian ekor ternak sebagai bagian dari
manajemen pemeliharaan terutama untuk mempertahankan kebersihan dan mencegah
timbunan kotoran pada bagian ekor yang akan mengundang lalat dan parasit
(Rosyidi, 1998). Disamping itu dociking dapat
memperbaiki mutu karkas serta meningkatkan laju pertumbuhan dan konversi pakan
(Charles, 1983), serta lemak yang didocking memiliki
simpanan lemak dan kualitas daging yang lebih baik dari pada domba yang tidak
dipotong ekornya. Pemotongan ekor (docking)
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas daging domba dan
diharapkan dapat memperbaiki distribusi lemak yang semula terkumpul pada ekor.
Pemotongan
ekor domba yang dilakukan di dalam praktikum menggunakan tang burdizo,
mekanisme nya dengan menghandling ternak terlebih dahulu di tempat yang telah
disediakan. Kemudian electric dokker yang telah dipanaskan pada suhu 6000c
langsung digunakan untuk memotong ekor domba. Usahakan pada saat memotong domba
semua bagian yang akan dipotong, yaitu pada ruas 3 dan 4 sudah dihilangkan
bulunya hal ini bertujuan agar bulu domba tidak terbakar sewaktu
dilakukannya docking.
Setelah electric dokker ditempelkan di ekor domba diam kan beberapa saat sampai
bagian ekor domba benar-benar putus dan mengering. Setelah itu olesi ekor yang
telah dipotong tadi menggunakan iodine agar hasildocking tadi tidak terinfeksi. Selanjutnya lepaskan domba
dan beri makan setelah dilakukannya proses docking.
Docking ekor mutilasi dan
menyebabkan luka pada hewan. Umumnya, hal ini dilakukan pada hewan dibius.
Dalam satu sampai betis berusia dua hari, tourniquet dapat diterapkan untuk
ekor sebelum mengamputasi dengan gunting. Dalam beberapa kasus, gunting
dipanaskan digunakan untuk membakar tunggul bersamaan dengan pemotongan. Dalam
sapi berusia 6-8 minggu, sebuah Emasculator (digunakan dalam menghancurkan
testis selama pengebirian anak sapi jantan) digunakan untuk menghancurkan ekor,
dan kemudian ekor dapat memotong di bawah area hancur. Dalam sapi dan ternak
tumbuh, docking ekor biasanya melibatkan menerapkan cincin karet ketat di
sekitar ekor. Cincin karet mengurangi oksigen ke ekor bawah ring. Ekor nekrotik
bawah cincin karet dapat diamputasi dengan gunting pemangkasan atau mungkin
dibiarkan jatuh. Selain nyeri akut yang ditimbulkan pada saat docking, ada
potensi untuk nyeri kronis akibat neuroma (tumor terdiri dari jaringan saraf
yang membentuk di situs cedera) formasi di tunggul berlabuh. Demikian pula,
diamputasi manusia telah dijelaskan nyeri, gatal, atau ketidaknyamanan pada
tungkai mereka tidak lagi memiliki; kondisi disebut sebagai “tungkai hantu.”
Meskipun telah
diasumsikan bahwa ekor kotor dapat mencemari ambing, meningkatkan kejadian
mastitis (penyakit yang menyakitkan ambing) dan mengurangi kemurnian susu,
penelitian menunjukkan bahwa area tubuh di mana sapi menjadi kotor dengan
kotoran tidak erat sesuai dengan daerah mencapai oleh ekor utuh.
Ekor merupakan alat
penting untuk melindungi sapi dari lalat. Penelitian menunjukkan bahwa merapat
sapi menghabiskan jauh lebih banyak waktu daripada sapi utuh dalam perilaku
menghindari lalat dan ketidakmampuan yang hasil lalat memukul dalam jumlah
lalat yang lebih besar pada merapat dibandingkan sapi utuh. Sapi berlabuh
berdiri lebih dari sapi utuh sebagai nomor fly meningkat, mungkin menunjukkan
bahwa sapi berlabuh tidak nyaman, seperti sapi cenderung untuk berdiri ketika
mereka tidak nyaman karena sapi memiliki kebutuhan biologis untuk berbaring
9-14 jam setiap hari untuk memikirkan secara efisien dan memproduksi susu.
Terbang perilaku penghindaran dapat mengganggu perenungan dan susu produksi.
Perilaku menghindar Fly juga mengganggu merumput. Penelitian lebih lanjut telah
menunjukkan bahwa sapi menggunakan ekor postur dalam sinyal sapi lainnya. Tanpa
ekor, sapi dirampas metode komunikasi.
Sapi bergantung pada
wakaf yang telah diberikan alam untuk kelangsungan hidup dan untuk
kesejahteraan. Kami memiliki pilihan yang mereka tidak memiliki ketika datang
untuk merancang sistem perumahan dan menyesuaikan praktik peternakan. Pilihan
kita harus merangkul kedua integritas dan kesejahteraan hewan-hewan ini.
Docking ekor bukan praktik universal dalam industri susu Amerika Utara namun,
dan beberapa peternak sapi perah tidak pernah berpikir untuk docking ekor sapi
mereka. Bagi mereka, ekor merupakan bagian tak terpisahkan dari anatomi sapi
baik secara praktis dan estetis.
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Docking adalah
manajemen pemotongan ekor pada hewan, dilakukan dengan berbagai metode, yaitu
dengan menggunakan Karet elastrator, Pisau/gunting, Electric docker dan
Emasculator / Burdizzo.
Salah satu
Keuntungan docking yaitu mengurangi lalat yang hinggap pada sapi, karena
kotoran atau urine tidak menempel lagi di bagian pangkal ekor.
Daftar
pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar